PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

Schoolgirl’s Diary 15: Three Little Pussy

  • Cerita ini hanyalah Fiksi belaka, jika terdapat kesamaan nama/kejadian/peristiwa maka itu hanyalah kebetulan semata.
  • Warning…!! Bacaan Khusus dewasa, (bukan untuk anak dibawah umur,) alias Adult Only…!! ^_^, Read For Your Own Risk’s & isi cerita yang berisi adengan kekerasan dan pemerkosaan samasekali bukan untuk dipraktekkan didunia nyata.(samasekali tidak patut & tidak terpuji untuk ditiru…!!!!!!)
  • Mkasih buat Bos Shu yang sudah meluangkan waktu selama ini, untuk mengedit, menelaah, menimbang dan memutuskan untuk memposting cerita-ceritaku ^_^
  • ngak lupa, makasih juga buat semuanya yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca & memberi masukan-masukan yang membangun, selama ini, Thank;s u All he he he.
  • Say NO To Rape ,DRUG’S & Crime’s n Terorisme in The Real World.
  • Satu lagi juga ^ _ ^, dilarang meng-Copy Paste, dan menampilkan cerita ini ditempat lain selain di KBB, Telur Rebus n Arsip Gue.
****************************


Vivi
“Vii, Viviii bangun oii, Faaa, Faridaaa..!!”

Dengan tak sabaran Andra membangunkan Vivi dan Farida, digiringnya kedua gadis cantik bermata sipit yang masih mengantuk itu ke kamar mandi. Ia menyiapkan tubuh mereka yang putih mulus sebagai santapan yang menyenangkan di pagi hari. Vivi dan Farida merasa risih saat Pak Agung dan Andra menonton mereka yang sedang mandi di bawah kucuran air shower yang hangat. Setelah kedua siswi cantik itu selesai membersihkan diri, Pak Agung dan Andra menarik tubuh mulus kedua gadis itu ke ruangan tamu. Vivi dan Farida berseru keras saat melihat seseorang terikat tak berdaya di atas sebuah meja bundar berdiameter kurang lebih 1 meter.

“hahhh ??!! Reiiiii….!!”

“HAHH !!?? Vivi ?? Farida..??!! ”

Reina tak kalah kaget melihat tubuh Vivi dan Farida yang berada dalam keadaan telanjang bulat, demikian pula keadaan Pak Agung dan Andra telanjang dengan dua batang penis yang mengeras di bagian tubuh mereka bagian bawah.

“Reiiii….!!”

Vivi dan Farida berhamburan hendak menolong Reina yang bersujud di atas meja dalam keadaan kedua tangannya yang terikat kebelakang, Pak Agung dan Andra menarik lengan Vivi dan Farida,kedua makhluk bejat itu berbisik-bisik ditelinga Vivi dan Farida, entah apa yang dibisikkan oleh Pak Agung dan Andra yang jelas kedua gadis cantik itu menggeleng-gelengkan kepala menolak keinginan Pak Agung dengan wajah merona karena jengah atas permintaan kedua pejantan tangguh itu.

“Ayo sayangg, lakukan, bapak ingin lihat, buat pemanasan” Pak Agung membujuk Vivi dan Farida sambil menggerayangi tubuh kedua siswi cantik itu

Andra memeluk Vivi dari arah belakang, tangannya mencapit payudara Vivi yang montok, cumbuannya merayap dari tengkuk ke sisi leher sebelah kanan kemudian merambat kebahu Vivi. Sesekali Andra memangut dengan kasar sambil meremas-remas induk payudara Vivi yang bongsor.

“Ahhh, Andraaaa….”

Vivi menarik dadanya saat tangan Andra mengusapi bagian bawah payudaranya, wajah Vivi merona merah, ia semakin kesulitan menepiskan hawa nafsu yang berusaha mengaburkan rasa canggungnya. Pak Agung mendesakkan tubuh Farida ke hadapan Vivi. Kini kedua orang siswi cantik keturunan Chinese itu kini saling berpelukan dengan mesra.

“Emmmmm, Faridaahh, ckk emmmmhh..”

“Viiii, auhh emmmhhh.., mmmhhhh akhhhh”

Suara desahan dan rintihan lirih mulai terdengar dari bibir Farida dan Vivi yang saling memangut. Andra mengambil posisi berdiri di belakang tubuh Vivi, sedangkan pak Agung berdiri di belakang tubuh Farida, mereka berdua masing-masing berjongkok sambil menarik pinggul kedua siswi itu agar menungging.

“Slllcckkk.. ckk ckk Sllccckkk ckkk sllllppphhhhh”

“Ahhh.. Andraaa… ahhh!!!”

“cupphh, mmmm ssssslllllllccckk ckk ckkkkk…”

“aaa-aah, ahhhh, Bapakkk… essshhhhhhh, hhssssshhhh”

Pak Agung mengecupi pinggul dan memainkan lidahnya pada belahan vagina Farida sedangkan Andra memainkan batang lidahnya pada belahan vagina Vivi. Suara desah dan rintihan kedua gadis cantik itu terdengar menggairahkan membangkitkan nafsu liar yang menggeliat dari tidurnya. Sang hawa nafsu segera bangkit ia mengubur kecanggungan di dada kedua siswi cantik itu. Tanpa merasa segan Vivi merintih keenakan dan Farida mendesah keras merasakan cumbuan dan jilatan-jilatan lidah nakal yang menggelitiki bagian tubuh mereka masing-masing. Pak Agung membaringkan Vivi dan Farida di atas sebuah kasur busa yang sudah sengaja disiapkan di tengah-tengah ruangan. Dengan sebuah gerakan yang indah dan erotis Farida naik ke atas tubuh Vivi. Ia mendesakkan payudaranya ke bawah sedangkan Vivi mendesakkan payudaranya ke atas. Jika Farida mendesakkan batang lidahnya ke dalam mulut Vivi, dengan mesra Vivi menghisapi batang lidah Farida demikian pula sebaliknya jika Vivi menjulurkan batang lidahnya keluar dengan mesra Farida menghisapi batang lidah Vivi. Cumbuan-cumbuan Farida merambat kebawah mengejar payudara Vivi.

“Wahh, gila..!! ini baru asik…,ehemm,woowww..!! “

Pak Agung berdehem dengan nafas tertahan. Andra mengusapi buah pantat Farida saat gadis cantik itu menungging dengan wajah terbenam di antara payudara Vivi yang montok sambil meremas lembut Farida menciumi buntalan payudara Vivi.

“Ahhh, Faaaa, Faa… riii.. daahhhh, ohhh nikmatnyaa…”.

Telapak tangan Farida mengusap bulatan payudara Vivi sebelah kiri, ujung lidah Farida terayun menjilati puting susu Vivi yang mengeras. Vivi memejamkan matanya menikmati remasan – remasan Farida pada payudaranya. Perlahan-lahan Vivi membuka kedua matanya saat ia mengendus aroma yang tidak asing lagi, sebuah penis besar panjang melintang di wajahnya, penis milik Pak Agung. Tangan Vivi meraih batang besar itu dan menggenggam batang penis Pak Agung, ditariknya penis Pak Agung kemudian Nyummmmm, Nyummmm, Vivi menghisap-hisap permen loli asin di selangkangan Pak Agung, nafas Vivi terdengar memburu saat cumbuan Farida merambat turun ke arah selangkangannya yang terkangkang. Jemari Farida mengelus belahan bibir vagina Vivi, jari telunjuk nya bergerak lincah mencelup-celup kedalam belahan vagina Vivi. Bagaikan seorang yang kehausan Farida menghisapi vagina Vivi, kontan saja tubuh Vivi menggelepar keenakan kedua kakinya yang mulus tertekuk mengangkang.

“Ahhh….!! ?? UNNNN---NGGGHHHH…!!!OWWW…!! “

Tiba-tiba saja tubuh Farida tersungkur, sebatang penis menerjang liang anus Farida. Terdengar suara keluhan keras Farida saat Andra menyodokkan batang penisnya hingga amblas sekaligus di lubang dubur siswi cantik itu. Dalam posisi seperti ini, keempat orang yang sedang bertarung dapat saling memberi kenikmatan. Vivi menservice penis Pak Agung, Farida menggeluti vagina Vivi, sementara Andra menyodok-nyodokkan batang penisnya menyodomi Farida. Jemari Andra mengucek-ngucek vagina Farida dan memainkan kelentitnya. Suara rintihan kedua siswi cantik itu disambut oleh suara geraman – geraman Andra dan Pak Agung

Sang guru menggeram semakin keras saat Vivi mengocoki batang penisnya..

“Urrrhhh, kocok sayanggg, KOCOKKK..!! arrrrrgh…” Pak Agung mengerang saat Vivi melumat kuat kepala penisnya.

“pokk pokk pokk pokkk” terdengar suara benturan antara selangkangan Andra dengan buah pantat Farida.

“Essshhh ooowww, Faaaaa….”

Jari tengah pak Agung mencari-cari kelentit Vivi, diurutnya tonjolan clitoris siswi cantik berdada besar itu. Vivi semakin gelisah, belahan vaginanya dimainkan oleh pak Agung dan Farida, ia merintih tertahan.

“ad-aduhh, Bapakkk, ahh Faaa..!!”

“pokk pokk pokkk plokkk.. pelann-pelanhh Andraa…hhh.. plokkkk..”

Farida meringis saat Andra menyodoknya dengan kasar, sesekali Farida berusaha menepiskan tangan Andra yang tengah menguceki kelentitnya, terdengar suara desahan tertahan Vivi dan Farida, saat kedua gadis cantik itu mengejang hampir bersamaan mencapai puncak klimaks.

”nnhhhh Cruttt… crutttt…”

“aaaa… crutttt.. cretttt…..crrrrtt”

Pak Agung menarik batang penisnya dari genggaman Vivi, ia mengambil sebuah gunting, diguntingnya rok seragam Reina hingga terbelah mulai dari lutut hingga kepinggang, disibakkannya robekan itu ke kiri dan ke kanan. Sang guru bersujud, jarinya menekan bagian-bagian celana dalam Reina. Reina menatap pak Agung dengan tatapan antara marah dan gairah.

“Brekkk.. Brrttt…., Breeetttt, !!awwwww..!KEPARATTT..! brETT..!!”

Jerit dan makian Reina mengiringi suara robekan kain celana dalamnya saat Pak Agung merobek dengan kasar di bagian belahan bibir vagina siswi cantik itu. Belahan bibir vagina Reina terekspos di antara robekan celana dalamnya. Pak Agung menarik Vivi dari bawah tindihan tubuh Farida kemudian menekankan wajahnya pada bagian celana dalam Reina yang tersobek. Kedua tangan Vivi melingkari pinggul Reina, ia mengendus dan menghirup dalam-dalam aroma kewanitaan Reina, bibir Vivi meruncing mencoba mengecup wilayah intim Reina melalui sela-sela celana dalamnya yang robek tepat di bagian bibir vagina. Andra menggiring Farida agar memeluk Reina dari arah samping kiri.

“Reiii,emmmh ck ckk ckkk”

“Akhhh, hhh, mmmmmh, Viii,uhhhhh…j-jangan Viii, ahhhh”

Tubuh Reina tersentak ketika batang lidah Vivi menyeruak melalui robekan celana dalamnya. Lidah Vivi bekerja secara efektif mengulas-ngulas belahan bibir vagina Reina yang mengeluarkan cairan gurih. Bibir Farida melumat-lumat Bibir Reina. Desah dan rintihan ketiga siswi cantik itu membuat darah Pak Agung dan Andra berdesir dengan lebih cepat. Pak Agung merengut tubuh Farida, Andra terkekeh sambil mengelus bokong Vivi kemudian meremas-remas bongkahan buah pantat Vivi yang bulat padat sebelum akhirnya menyelipkan batang besarnya ke belahan vagina Vivi.

“Auhhhh…!! “ terdengar seruan Farida ketika Pak Agung melemparkan tubuh Farida hingga punggung siswi cantik itu terhempas bersandar di atas kursi sofa panjang

Pak Agung berlutut sambil menyelipkan dua jarinya ke dalam cepitan vagina Farida. Jari tengah dan jari telunjuk Pak Agung berputar menghadap ke arah perut mencoba meraih G-Spot Farida. G-Spot adalah daerah kecil pada area kemaluan wanita yang terletak di belakang tulang kemaluan dan mengelilingi uretra.

“Ahhhh Ahhhh, Ahhhhhhh…, aduh-aduhh, ahhhh.”.

Tubuh Farida bergerak tidak karuan saat jari tengah Pak Agung menstimulasi G-spotnya. Farida merasa seperti ingin mengeluarkan air seni saat pertama kali titik G-spotnya dirangsang kemudian tubuhnya mengejang-ngejang menahan rasa nikmat yang melebihi rasa nikmat ketika clitorisnya sedang dimainkan. Rasa nikmat yang dirasakan oleh Farida begitu hebat hingga ia merasa sedang berada dalam kurungan tabung kenikmatan yang membungkus sekujur tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai keujung rambut.


Farida
“Pakk, Farida diapain sampe kelojotan begitu, ajarin Andra doong, Vii sini Viii, ngangkang…. He he he, ayo Pak digimanain nih..memeknya??”

Andra meminta Vivi agar berbaring di atas lantai marmer sambil mengangkangkan kedua kakinya yang mulus. Fengan mengikuti instruksi dari Pak Agung, Andra mulai memasukkan dua jarinya sekaligus menghadap ke atas ke arah perut, andra mencari-cari sesuatu yang rasanya mirip seperti busa,

Tubuh Vivi bergerak liar tidak beraturan seperti gerakan-gerakan liar Farida, ia memekik nikmat saat jari Andra mengusapi G-spotnya. G-spot Vivi dan Farida berdenyut sedikit ketika disentuh dengan jari dan usapan pada area tersebut menghasilkan sensasi dan perasaan seperti keluarnya orgasme. Kontan saja Vivi dan Farida berbarengan merintih dan menggeliat liar menghadapi debur-debur ombak kenikmatan yang liar, sementara Pak Agung dan Andra semakin aktif mengusap-ngusap G-spot kedua siswi cantik itu yang berkelojotan dengan tubuh bersimbah keringat, dengan lembut Pak Agung dan Andra terus mengekslorasi G-Spot kedua siswi cantik itu dengan jari nakal mereka, gerakan pak Agung dan Andra berhenti saat tubuh kedua siswi cantik itu mengejang mencapai puncak klimaks, kemudian tanpa menunggu kedua siswi cantik itu berhasil menguasai diri, mereka melanjutkan memainkan jari mereka di dalam vagina Farida dan Vivi.

“PAKKK.., AWWW, AKHHH BAPAKKK, Crrruttt.. CRUTTT..!!”

“AHH-AH , AHHH CReettt Kecruttttt OHH, ANDRAA !!“

“crruttt.. cruttttt…”

“Cruttttttt…….”

“Crruttttttttttttttttttttttt……”

Denyutan puncak klimaks datang saling menyambung dalam waktu yang relatif singkat mendera tubuh mulus kedua siswi cantik itu. Tubuh Farida meliuk-liuk liar, seliar liukan tubuh Vivi, gelombang multiorgasme begitu hebat memecut tubuh-tubuh mulus yang tersiksa, hembusan nafas mereka tertahan selama beberapa detik menahan rasa nikmat di vagina yang menyebar hebat ke daerah panggul. Andra mencabut jarinya dari cepitan vagina Vivi, tubuh gadis cantik berdada bongsor itu masih kejang menahan rasa nikmat yang berlebihan.

“Waduh,..!! Wuish…!! Gelo..!! sepertinyaVivi ke enakan banget ya Pak” Andra berseru keras menyaksikan Vivi yang terengah-engah, tangan Andra mengelus-ngelus buntalan payudara Vivi kemudian menghisap-hisap putting susunya. Dengan gemas Andra menggigit buntalan susu Vivi hingga ia mengeluh kesakitan.

“Tentu…!! Orgasme akibat rangsangan di G-spot jauh lebih nikmat daripada Orgasme akibat rangsangan di clitoris,bahkan kerap kali membuat seorang wanita multiorgasme loh, seperti yang barusan dialami oleh Farida dan Vivi” Pak Agung mulai menurunkan ilmunya, Andra mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian mulutnya kembali mengejar dan menggeluti buntalan payudara Vivi, dielus, diremas kemudian dikenyot-kenyot dengan rakus.

“Apalagi kalau sambil memainkan G-spotnya, lidah kita memainkan klitoris mereka, bapak jamin mereka berdua pasti gelepek-gelepek, kelojotan”

“gimana Vi ?? apa bener kata pak Agung?? tadi kamu mengalami multiorgasme ya??” Andra bertanya pada Vivi yang masih menggelinjang keenakan menikmati hisapan-hisapan mulutny

Vivi mengangguk kecil, jari Andra menyibakkan bibir vagina Vivi. Ia berdecak kagum saat cairan vagina Vivi meluap, cairan itu berwarna putih kental dan begitu harum, aromanya semerbaknya tercium kuat di udara. Andra mencelupkan jarinya kembali kedalam vagina Vivi, dengan sedikit latihan dan bakat, jemari Andra semakin ahli memainkan G-spot Vivi..

“An-Andraaa, ah-ah owww,”

Andra mencoba tehnik baru yang diajarkan oleh Pak Agung, sambil mengusap lembut G-spot Vivi, lidah Andra terjulur memainkan tonjolan klitorisnya. Pak Agung menyodorkan batang penisnya ke dalam rongga mulut Vivi yang ternganga., Happp, Vivi mencapluk batang penis Pak Agung.

“HOUHHHH…!! EDANNN…!!”

Pak Agung mengeluh keras, mulut Vivi mengenyoti batang penisnya dengan kuat, terlalu kuat malah hingga menimbulkan rasa ngilu disela-sela rasa nikmat yang menggila. Farida merangkak mendekati Andra yang tengah asik memainkan jari dan lidahnya untuk menyiksa Vivi, dengan lembut Farida mengosok-gosokkan payudaranya ke punggung Andra. Tangan Farida meraih penis Andra dari belakang kemudian mengocok-ngocoknya.

“humm hummmh…” suara mulut Vivi yang tersumpal penis Pak Agung.

“UAHHH, Huu-H-UrrrHHH”

Suara pak Agung yang keenakan penisnya diemut-emut oleh si susu besar, nafasnya tertahan-tahan merasakan rasa nikmat yang bukan kepalang.

“ssslcck ckk llllcckkkkkk.. sllleckkkkkkk.Cpphhh, Ckkk”

Suara decakan mulut andra yang tengah menjilati kelentit Vivi.

“Plekffhh.. plekk plekk plekkk” suara gangan Farida mengocok-ngocok batang penis Andra yang semakin menegang

Sesekali Mulut Farida mengejar penis Andra kemudian mengulum-ngulumnya dengan penuh nafsu, suara rintihan – rintihan lirih Farida dan Vivi terdengar menggairahkan. Terdengar suara pekikan kecil Vivi, tubuhnya melenting saat gelombang kenikmatan membawanya terangkat setinggi langit biru dan kemudian menghempaskannya ke dasar lembah samudra puncak klimaks, dengan berbekal ilmu baru dari pak Agung. Tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk membimbing Vivi berkali-kali menuju puncak kenikmatan. Andra melepaskan Vivi, ia merangkak menghampiri Reina yang masih berlutut di atas sebuah meja dengan kedua tangan terikat ke belakang. Reina bergidik saat matanya menatap sinar mata Andra yang berbinar, kalau saja tangan Reina tidak terikat ingin rasanya ia menampar wajar Andra.

“Reii, seksi amat sih, ada apa sih di dalam sini?? Aku liat ya…“

Andra menyibakkan sela robekan celana dalam Reina untuk mengintip isinya.

“AnDRA..!! Jangan kurang ajar…!!” Reina memaki Andra.

“Waaah kirain apaan ??, ternyata isinya memek kamu tohh,,”

Andra pura-pura bodoh, dari bagian celana dalam yang terobek jemari Andra menyelinap mengelus – ngelus bibir vagina Reina. Reina mendesah pelan nafsu birahinya mulai terpancing oleh elusan-elusan tangan Andra. Luapan nafsu birahi menenggelamkan kemarahan Reina, ada sesuatu di dalam dirinya yang terusik menahan sensasi jari andra.

“ihh ?? !! “ Reina terpaku saat ia melihat ke arah Pak Agung yang sedang duduk santai di atas sofa

Pak Agung mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, Farida dan Vivi berebutan menjilat dan menciumi penis Pak Agung, mencumbu dan mengulum-ngulum penis sang guru yang besar dan panjang. Pak Agung membelai-belai kepala Vivi dan Farida, guru bejat itu keenakan saat batang penisnya dimanjakan oleh cumbuan – cumbuan kedua muridnya yang cantik.

“Reiii…, sekali ngerasain dientot, kamu pasti ketagihan, ingin lagi dan lagi…, tuh kamu liat si Vivi sama Farida udah ketagihan kontol he he he he”

Andra berbisik di telinga Reina, bibir Andra mencumbui rahang Reina

Reina menjerit kesal karena tidak berdaya menolak perlakuan mesum Andra. Saat Reina menoleh ke arahnya untuk memaki, bibir Andra langsung menyergap dan melumat bibirnya. Suara decakan-decakan terdengar menggairahkan dari bibir yang memanguti bibir Reina, Andra menyusupkan tangannya masuk kedalam celana dalam Reina, ia menggaruk-garuk bulu-bulu jembut Reina kemudian memijat-mijat vaginanya seperti sedang melakukan terapi pijatan mesum yang menggairahkan, lelehan cairan Vagina Reina membuat pijatan Andra terasa semakin mengasikkan , lengket, licin geli-geli nikmat.

“Annd-Andraaa, Ennhh, ahhhhhhh, hsssshhh..”

Andra menatap wajah Reina, ia menikmati setiap ekspresi wajah Reina yang tengah menikmati pijatan. Elusan dan garukan – garukan di wilayahnya yang paling intim. Lidah Andra terjulur menekan sela bibir Reina, Reina menyambut dengan membuka mulut dan menjulurkan batang lidahnya keluar, batang – batang lidah yang basah dan hangat saling bergelut, lumatan dan Andra membuat Reina bertekuk lutut, Reina menarik pinggulnya ke belakang saat jari tengah Andra mendesak belahan vaginanya, Slephhh..!!

“aaa, , perih, sakittt, awww..!!.AKHHHHH…!!”

wajah Reina tampak renyah saat Andra mengamblaskan jari tengahnya pada belahan Vagina gadis itu,tubuh Reina tersentak mengejang, ia merintih lirih saat jari tengah Andra melukai sesuatu miliknya yang sangat berharga, perlahan Andra menarik kembali jari tengahnya keluar kemudian kembali menusukkan jarinya kuat-kuat kedalam liang perawan sebelum akhirnya andra menarik jari tengahnya dari jepitan vagina gadis itu

Mata Andra berkilat saat memperhatikan cairan merah membasuh ujung jari tengahnya. Reina melengoskan wajahnya memandang ke arah lain saat Andra berjongkok di hadapan vaginanya.

“wuihhh, lezatnya darah perawann he he he, Slllccckkk, slccckkk”

Lidah Andra terjulur menjilati darah perawan Reina kemudian ia menyelinapkan batangnya melalui robekan celana dalam Reina. Ada sensasi yang berbeda saat Andra menggerak-gerakkan batang penisnya berusaha mencari-cari sesuatu dibalik celana dalam Reina yang menjanjikan sejuta kenikmatan, saat dirasakan pas, Andra berkutat berusaha mengamblaskan batang penisnya kedalam cepitan vagina gadis itu.

“Ahh, ini dia, permisi ya Reiii, numpang nyoblos dikit ajaa, hi hi hi”

“Unnh, nhhhhhhh…!! Afffhh Uhhhh ??.”

Tubuh Reina mengejang merasakan penis Andra mendesaki belahan Vaginanya, dengan tekun dan giat Andra terus berjuang mendesakkan batang penisnya, Andra menggeram-geram gemas, dengan satu sentakan yang kasar dibongkarnya otot Vagina Reina yang membandel, JROSSSHH..!!

“brrrttt brrrttt krrrtttttttt…”

“AHHHHHHH…..!! awwwwhhhhh, Hee-ennhhs, AKKHHH..!!“

Reina mengeluh keras saat kepala penis Andra menguakkan selaput misteri liang kenikmatannya yang selama ini dijaga dengan hati-hati olehnya. Batang penis Andra menekan memasuki belahan vaginanya, tangan Andra mendekap bokong Reina. Sambil menarik pinggul Reina, Andra mendesakkan batang penisnya jauh kedalam. Penis Andra merangsek selaput dara gadis cantik itu, menjebol keperawanan Reina. Kini milik Reina yang paling berharga bukan hanya terluka namun hancur robek ditembus oleh batang penis Andra.

“Aduhhhh, saaa…kiiiiiitttt…, nnnnhhh, sudah.., akkhh, sudah,,!! Jangann..!!”

“Aje Gileee..!! Ohhh Reiiiii…!! UENAKK…GETHO LOHHH..!!”

Andra memeluk erat-erat tubuh Reina yang gemetar hebat, ia membetot batang penisnya perlahan hingga sebatas leher penisnya tertancap pada vagina Reina kemudian dengan satu sodokan yang kuat Andra mnjebloskan seluruh batang penisnya kedalam liang kenikmatan di selangkangan Reina yang menangis terisak.

“Unnnggghhhh…!! Aduhhh…, aduhhhhhhh” disertai suara lenguhan panjang, kepala Reina terkulai lemas dibahu Andra,


Reina
Tangan kiri Andra mengelus-ngelus punggung Reina yang berkeringat, sedangkan tangan kanannya mengusapi bokong dan sesekali meremas-remas buah pantatnya. Penis Andra menusuk-nusuk dengan kasar, isak tangis Reina membuat Andra semakin bersemangat merojoki liang vaginanya.yang peret.

“Ohhh, Ampun, Andraa, sakkiii……tttt!!AWWW, Emmmh Emmhhh..!!”

suara Reina teredam oleh Mulut Andra yang begitu rakus melumati bibirnya yang mungil. Andra semakin ganas dan rakus mengulum bibir Reina sementara batang penisnya bergerak maju mundur dengan lebih kasar menyodoki liang vagina Reina yang hangat nikmat. Reina menarik bibirnya dari bibir Andra ia kembali mengeluh kesakitan, pinggangnya melenting – lenting ke belakang, kedua tangannya mencengkram pinggang Reina yang ramping. Andra beraksi dengan prima mengayun-ngayunkan batangnya, menyodoki belahan di selangkangan Reina..

“Andraaa, !! sakitt, SAkiiittttt…..” jeritan Reina melengking, isak tangisnya semakin keras,

Batang penis Andra menusuk tanpa mempedulikan jeritan dan isak tangis Reina, menggali liang vaginanya, mengais kenikmatan di dalam celah sempit diselangkangannya.

“Clepp.. Cleppp.. CLeppp.. Cleppp!!” suara gecakan-gecakan becek terdengar keras saat batang penis Andra menumbuki belahan vagina Reina. Sesekali Andra menggoyangkan penisnya ke kiri dan ke kanan kemudian memutar-mutar melakukan gerakan mengaduk yang membuat Reina merintih-rintih keenakan, rasa sakit mulai memudar digantikan oleh rasa nikmat, setiap sodokan Andra membuatReina semakin dekat menuju pintu puncak klimaks.

“Aaa-euhhhh…??!! Crrrr Crrrrrrhhhhh….huuhhh ?? Huuhhh ??!!”

“Gimana Reii ?? Enak banget kann ??”

Wajah Reina mengernyit menahan rasa nikmat, ia tidak dapat mengontrol vaginanya yang berdenyutan. Cairan vaginanya meledak tak berdaya, batang penis Andra begitu rajin menyodok-nyodok celah kenikmatannya yang semakin banjir oleh lelehan lendir-lendir vagina. Nafas Reina berdengusan di sela isak tangisnya.

“Sudah Andraaa, nggak mauuu, sudahh hkkk hkkkksss..”

“belum Reii, belumm aku masih pengenn he he he”

Andra mulai mempersiapkan serangan berikutnya, ia mengaitkan tungkai kaki Reina pada tungkai lengannya, jemarinya membentuk cakar, kedua tangannya menopang mencengkram buah pantat gadis cantik bermata sipit itu yang masih terisak. Posisi Andra mirip seperti sedang menggendong Reina dari depan, batang penisnya menancap di cepitan liang vagina Reina. Andra mengayunkan batang kemaluannya dengan teratur, dibetot dan dibenamkannya berkali-kali pada belahan vagina Reina yang hangat nikmat..

“Ouhhh, ahhhhh, ahhhh..!!ahhhhh….”

Tubuh Reina terayun mengikuti irama sodokan-sodokan batang penis Andra. Ayunan tubuh Reina semakin cepat seiring dengan semakin naiknya nafsu Andra. Andra mendesakkan tubuh molek Reina ke sudut ruangan, batang penisnya bergerak memompa dengan cepat, Reina meringis – ringis rasa geli bercampur dengan rasa nikmat mengiringi gesekan-gesekan batang penis Andra dengan dinding vaginanya.

“CLEPP.. CLEPPP BLEPP CLEPPP…!!…”

“Ahh, ahhh-ah, awwww, aduhh akkhhh And-drah!!, Ahhhh!!”

Kedua mata Reina yang sipit merem melek keenakan, Andra tersenyum mendengar suara desah dan rintihan lirih gadis itu. Ia menurunkan tubuh Reina, kemudian dibalikkannya tubuhnya ke arah dinding, ditariknya celana dalamnya ke bawah hingga tersangkut di kedua lututnya, ditariknya pinggul gadis itu, batang terkutuk milik Andra mendesak dubur Reina dengan kasar Andra memaksa Reina menyerahkan kenikmatan yang tersembunyi di dalam liang anusnya..

“Jangan..!!, Jangan disitu, aku mohon Andraaa, toloongg..!! Akkkhhh”

“Diam kamu Reiii, diammmm…!! Hihhhhh….” Andra menjambak dan menarik rambut Reina ke belakang, batang penis Andra menusuk-nusuk kasar berusaha membobol dubur Reina..

“awww..!!Tii.. Tidakkk OWW..! BLesshhhhhh….ARHHH….!!!”

Gerakan kasar penis Andra menyobek otot anus Reina. Reina menjerit keras saat batang penis sipegulat tangguh merayap masuk menyodominya, air matanya kembali berderai , berulang kali terdengar suara jerit kesakitannya.

“He he he, Whuiihhh…!! Anjrittt Reiiiiiii…!!”

Andra berseru keenakan sambil mengamblaskan batang penisnya lebih dalam lagi menyodomi Reina. Kedua tangan Andra mencekal pinggang Reina, dengan bebas batang penis Andra mengaduk-ngaduk liang anus Reina. Ia tidak mempedulikan jerit kesakitan gadis cantik itu

“Pokkk.. Pokkkk.. Pokkkk…”.

“ANDRAAA.. ANDRAAAAAA…!! Ngeee-enhhhhHHHH”

“Reiii, lubang kamu , dua, duannyaaahh, enakkk… urrrhh”

“Sudah, Andraaa, Sakittt, Aduhhh Owwww…, sakit sekaliii..!!cabuttthhhh”

“tapi Aku enak bangett Reiii, Hiihhh…, Tahan Reii , TAHANN..!!”

“Aduhhh..!! OWW…, ADU-DUHH, AWWWW…!!”

Andra seperti sengaja mempermainkan Reina, batang penisnya menyentak-nyentak dengan kasar, mata Andra membeliak merasakan rasa nikmat saat batang penisnya bergesekan dengan dinding anus Reina. Liang anus Reina terasa panas dan nikmat, tubuh mereka basah kuyup dilelehi peluh. Siswi cantik itu mengeluh panjang saat Andra membenamkan seluruh batang penisnya beristirahat di dalam liang anusnya, buah pantatnya yang empuk bergesekan dengan selangkangan Andra. Ia menggesek dan mendesakkan selangkangannya pada buah pantat Reina yang bulat padat.

Setelah berhasil memulihkan tenaga Andra kembali memacu batangnya menyodomi Reina dengan lebih liar dan ganas. Reina meringis merasakan rasa ngilu yang menggigit anusnya saat batang penis Andra bergerak kasar menyodominya.

“Pokk Pokk Pokk Pokk Pokk Pokkk..!!”

“Andraa, cabutt, Aduh aduhh, OWW, Ngehhh, ngiluuu, aduuuhh…”

Setelah puas menyodomi Reina Andra menghentikan tusukannya kemudian ia berbisik ditelinga Reina. Gadis itu mengangguk, perlahan-lahan Andra mencabut batang penisnya dari dalam lubang anus Reina. Setelah melepaskan ikatan ditangan Reina, Andra membalikkan tubuhnya menghadap ke arahnya, tangan Andra mengusapi lekukan pinggang Reina. Mulut Andra melumat bibir mungil itu, kemudian mengajaknya untuk ber French kiss.

“Masukin Rei, ayoo, kalau tidak, aku sodomi lagi ..” Andra mengancam.,

“Iy-ya, Andra, Iya, aaaahhhhh…., slllepphhhh…”

Karena ketakutan Reina buru-buru menyambar dan menjejal-jejalkan penis Andra ke dalam vaginanya. Reina mendesah saat ia berhasil menyelipkan batang Andra ke dalam belahan vaginanya. Rasa nikmat mengiringi masuknya penis Andra, kini kemaluan Andra tertancap sebatas leher penis.

“Bagus Reii, gitu dongg, masa titit aku dibiarin kedinginan di luar memek kamu, enakan didalam, anget, ada empot-empotnya gitu…”

jantung Andra berdetak kencang merasakan kedutan-kedutan otot vagina Reina yang menggigit kuat batang penisnya, dinding vagina Reina berkontraksi meremas-remas kepala penis Andra. Sambil berkacak pinggang Andra mendesakkan batang penisnya agar masuk lebih dalam, ia menoleh ke arah Pak Agung yang membimbing Farida dan Vivi mendekati arena pertempuran. Pak Agung memasangkan STRAP-ON pada Farida.

“Buset dah?? Mau diapain pak ??HA Ha Ha “ Andra mendelik kemudian tertawa ngakak melihat sebuah benda dari karet yang menggantung di selangkangan Farida

Pak Agung hanya tersenyum penuh arti, Andra menonton suguhan gratis sambil kembali mengancam Reina agar bergoyang.

“REiiii !!! Goyang oiiiiii….!!”.

“Viii, nungging sayanggg…”

Pak Agung menyuruh Vivi menungging. Vivi menurut ia menungging di atas lantai. Pak Agung meremas-remas buah pantat Vivi kemudian ia mengarahkan bokong gadis itu ke arah Farida. Pak Agung meminta Farida bersujud tepat di belakang bokong Vivi. Pria itu lalu mengarahkan ujung STRAP-ON pada liang anus Vivi. Farida menuruti instruksi Pak Agung untuk menyodomi Vivi dengan STRAP-ON, dengan lembut Farida mendesakkan straponnya untuk menyodomi Vivi, sesekali ia menghentikan tusukan straponnya saat Vivi mengeluh., setelah STRAP-ON itu terbenam seluruhnya Pak Agung mengambil posisi berlutut di belakang bokong Farida. Sang guru menusukkan batang penisnya mendesak liang anus Farida melalui celah latex yang sepertinya memang disediakan untuk aksi sodomi.

“nah, Faaa, seperti inilah yang dirasakan oleh Vivi sekarang, gimana rasanya?? enak bukan ??Ayoo kamu juga goyang biar Vivi juga merasa enak..”

Pak Agung mulai mengayunkan penis besarnya mengolah liang anus Farida, Farida mencoba untuk mengayunkan STRAP-ON yang terpasang di selangkangannya. Saat Farida terdesak ke depan disodomi oleh Pak Agung, STRAP-ON itu juga ikut terdorong maju membelah anus Vivi.

“Ahhh…BAPAKK, Ahhhhh-ahhh”

“Plakk Plakk Plakkk..!!!” Farida mendesah saat Pak Agung semakin kasar menyodominya.

“Auhh, Ehssshhhh, Faaaa, pelan-pelannhhh uhhhhh..” Vivi merintih saat strapon di selangkangan Farida menusuk kasar liang duburnya.

“b-bukan aku Viii, Pak Agung nihh.., akhhhh…”

Dengan cara demikian, Pak Agung dapat membuat kedua muridnya yang cantik merintih disaat yang bersamaan, jika pak Agung menyodomi Farida dengan lembut, maka STRAP-ON diselangkangan Farida membelah Liang anus Vivi dengan lembut, jika pak Agung menyodomi Farida dengan kasar maka STRAP-ON itu membelah dubur Vivi dengan kasar.

“Edannn…!! Bapak bener-bener kreatif dahh, Rei jangan berhenti dong, digoyang Reiii, digoyangggg… aduhhhh, gimana sih, bandel amat…”

Andra masih juga protes karena Reina menggoyangkan pinggulnya dengan ogah-ogahan. Andra yang cerewet membuat Reina naik darah, sambil memeluk Andra, Reina menghempas-hempaskan vaginanya dengan liar, digoyang ke kiri, digoyang ke kanan, kemudian dihempas-hempaskannya lagi. Reina mendesah-desah keras saat menghempaskan vaginanya. Batang penis Andra keluar masuk di belahan vagina gadis itu.

“Anjrittt..!! Wadowww, Reiii, Heuh, UHH ?? Reiii Akhhh..!!”.

Tangan Andra membelit pinggang Reina, kali ini Andralah yang kewalahan, Reina begitu cantik dan liar, rintihan-rintihannya membuat angan Andra melayang tinggi ke udara. Andra mengeluh saat Reina menggoyang pinggulnya seperti sedang mengayak beras kemudian kembali menggoyangkan vaginanya dengan liar. Reina mendorong tubuh Andra hingga ia jatuh terjengkang ke belakang. Andra terlentang dengan posisi kedua kakinya mengangkang. Reina menerkam sesuatu selangkangan Andra.

“WHOAAHHHH, WAduhhhh…..!!,UAHHH”

Reina membetot Penis Andra dengan bernafsu dikocok-kocoknya batang penis yang telah merampas kehormatannya itu. Ada sedikit dendam, marah di antara nafsu liar Reina. Happp, dengan kasar Reina mencapluk kepala penis Andra, tubuh Andra mengejang, menggelepar menahan rasa nikmat, matanya mendelik-delik merasakan nikmatnya hisapan-hisapan mulut Reina yang begitu rakus mengemuti kepala penisnya.

“Jangan digigit Reiii, aduh, AWWW…!!WOAHH..!!”

Reina menggigit-gigit kepala penis andra , kemudian mengunyah penis Andra seperti sedang mengunyah sosis, lidahnya terjulur-julur menggelitiki memutari kepala penis yang bentuknya mirip sebuah helm kemaksiatan itu. Lalu ujung lidah Reina meruncing menggelitiki lubang penis Andra, pipi Reina mengempot-ngempot saat ia mengemuti biji kemaluan Andra. Tangannya terus mengocok-ngocok batang penis Andra dengan cepat dan kuat. Penis itu pun makin memar kemerahan akibat kocokan yang terlalu kuat.

“Hoahhhh…REiii!! Sprutttt.. Spruutttt… Croottt..!!”

“Slllrrrpp, slllrrrpp,, Nyummmmm, Nyott Slllrrrrrrpp Nyotttt”

Sperma Andra meledak, mirip seperti air mancur ditaman, mulut Reina membekap lubang penis Andra dan menyedot habis sperma Andra, bahkan dengan rakus lidah Reina membersihkan percikan sperma di selangkangan Andra hingga bersih. Reina naik ke atas tubuh Andra ia menggesek-gesekkan vaginanya yang becek oleh cairan vagina pada perut si gentut itu, kemudian ia merayap naik meneduhi wajah Andra.

“wahhh, makasih Reiii, kamu koq tau sich, aku paling demen ngisepin memek. Hemmm Mhhhh Ckkk.. Ceeekkhh,, Sleckkkkhh, Nyammm, lezatt Reiii, duhhhh, sedapppphhmmmmm”

Disertai nafas yang berdengusan, mulut Andra mencapluk, mengunyah belahan bibir vagina Reina yang terasa asin, gurih, beraroma khas. Reina mendesak-desakkan vaginanya pada mulut Andra yang ternganga lebar. Si pegulat tangguh mencapluk selangkangan Reina, lidahnya bergerak liar ke kiri dan ke kanan menampari bibir vagina Reina. Hidung Andra mengendusi jembut Reina yang harum, batang lidahnya menari membelai belahan bibir vagina gadis itu, tangannya menarik pinggang Reina ke bawah agar vagina Reina mendesak wajahnya. Mulut Andra semakin hebat melumat-lumat bibir vagina gadis itu dan batang penisnya kembali bangkit.

“Geser Reiii, aku pengen lagi nih….”

Andra mendorong pinggul Reina, Reina mendesah gelisah saat penis Andra menempel di pintu duburnya. Batang Andra mengetuk – ngetuk, meminta izin untuk dapat berselancar, menyodomi anus Reina. Tubuh molek Reina mengejang hebat menahan sesuatu yang mendesak otot anusnya, nafasnya terputus-putus saat merasakan liang anusnya direkahkan paksa oleh batang panas di selangkangan Andra.

“Awwwhhhhhhhhhh……!!! “

Tubuh Reina terdesak keatas saat Andra menghujamkan kepala penisnya ke atas menyodok liang anus siswi cantik itu. Bibir Reina meruncing, lidahnya sedikit terjulur keluar dari bibir mungilnya yang merekah saat penis Andra mendesak masuk semakin dalam menyodomi liang anusnya..

“Slepppp,, Sleppppp Pefffhhhh, befffh befffhhh”

Reina menaik turunkan anusnya pada kaitan batang penis Andra, si pegulat tangguh membantu dengan mengangkat-angkat pinggang Reina. Payudara gadis itu bergerak indah saat ia berusaha mengamblas-amblaskan batang penis Andra kedalam liang duburnya. Tangan Andra meraih dan meremasi payudaranya yang membuntal padat.

“PAKK, BAPAKKKK…!! Minta Dildo Pakkk…”

Andra berteriak meminta dildo pada pak Agung

“Nihhh, Tangkepp…!! “ Pak Agung melemparkan dildo ke arah Andra, saat dildo itu melayang di udara pinggul Reina bergoyang-goyang dengan dahsyat hingga konsentrasi Andra menjadi kacau.

“SPLAAKKKKK…!!, WADUHHHH….!! Mampus dahh…!!”

Dildo itu menempel di jidat Andra sehingga ia mengaduh sambil mengusap – ngusap jidatnya sebelum menyambar dildo yang terjatuh di samping tubuhnya, lalu diarahkannya ujung dildo berbentuk kepala penis itu ke belahan vagina Reina.

“Bleessshhhhh…!!akkkhhhhh” Andra menusuk belahan vagina Reina dengan dildo. Ia terkekeh saat tubuh mulus Reina menggeliat-geliat menahan rasa nikmat ketika dildo itu merayap memasuki belahan bibir vaginanya

“Nahh, Ayo Reiii, terus…terusssshh“

“Ahhh, Ussshhhhh, ah-ah, ohhhhh Andraaaa…!!”

Dengan sebatang dildo yang tertancap di vaginanya, Reina berusaha menaik turunkan anusnya pada batang penis Andra, ekspresi wajahnya seperti menahan rasa sakit yang sangat nikmat. Andra semakin aktif menghentak-hentakkan batang penisnya ke atas. Kedua tangan Andra kembali meremasi sepasang payudara Reina dengan penuh nafsu, butiran keringat mengucur deras membasuh dua sosok tubuh berbeda kelamin yang tengah berjuang menggapai secuil kenikmatan.

“ahh,aahhh, ahhh, aaaaaaa” Reina merintih keras sambil menghempas-hempaskan duburnya kuat-kuat

Gerakan-gerakan Reina mirip seperti artis-artis film porno. Jeritan – jeritan liar Reina bercampur dengan desahan-desahan kerasnya yang menggairahkan. Butir-butir keringatnya mengucur deras membasahi tubuhnya yang molek membuat kulit mulusnya berkilat-kilat indah.

“OOOOO…… hhhhhh…, crrutttttt.. crrrtt crrttt….”

Bibir Reina membentuk huruf O besar, kedua matanya yang sipit terpejam rapat, wajahnya mengernyit menahan denyutan-denyutan puncak klimaks, Andra semakin garang menyentak-nyentakkan penisnya ke atas, ia menggeram dan mengejan dengan kuat berusaha menembak liang anus Reina dengan semburan spermanya.

“Srooottt… crrotttt crooootttt…., HUakkHHH”

Mata Andra mendelik, spermanya muncrat di dalam liang anus Reina. Pak Agung tersenyum, ia berbisik ditelinga Vivi dan Farida, mereka mengangguk kemudian menghampiri Reina yang terlungkup memeluk tubuh Andra yang berada di bawah tindihan tubuhnya yang putih mulus. Reina mendesah saat Vivi mencabut dildo yang tertancap di vaginanya, setelah itu, Farida dan Vivi membantu Reina untuk berdiri. Farida tersenyum nakal, ekor matanya mengerling ke selangkangan Andra, benda terkutuk itu kini terkulai tanpa daya, mengkerut dan mengecil. Andra tergeletak dengan tubuh bersimbah keringat, kedua matanya terpejam rapat, dengus nafasnya berhembusan dengan kuat bagai hendak dicabut nyawa.

Vivi dan Farida menggandeng Reina masuk ke kamar mandi, terdengar suara kucuran air shower ketika ketiga siswi cantik itu saling membasuh tubuh masing-masing, +/- 25 menit kemudian mereka keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh terbalut selembar handuk masing-masing melilit ditubuh mereka yang mulus. Ketiga siswi cantik itu berdiri di hadapan pak Agung dalam jarak ½ langkah saja. Nafas Pak Agung tertahan saat tiga handuk berlainan warna itu terlepas dari tubuh pemiliknya, lekuk tubuh yang menggairahkan, mulus, indah tanpa cela kini tersaji di hadapannya. Reina diapit oleh Vivi di kiri dan Farida di sebelah kanan.

“Nahh, kalian berdua ajari Reina untuk mendeepthroat penis Bapak..”

Pak Agung mengangkangkang kakinya melebar, mereka bersujud seperti menyembah sesuatu di selangkangannya. Vivi menekan belakang kepala Reina ke selangkangan Pak Agung, sementara Farida mengusap-ngusap buntalan payudara Reina dari arah samping. Reina menggengam batang kemaluan pak Agung yang besar panjang, detak jantungnya semakin tidak beraturan ketika benda ditangannya berdenyut-denyut kemudian berdiri bagaikan sebuah tiang raksasa.

“Happp.., Hmuuffhhhh…”

Reina mencapluk kepala penis Pak Agung, centi demi centi Penis Pak Agung merayap ke dalam mulut Reina. Wajahnya mengernyit ketika kepala penis Pak Agung menyesaki kerongkongannya, ia buru-buru memuntahkan penis itu dari dalam mulutnya sebelum merayap lebih dalam lagi.

“Uhukk.. uhukkk.. ehmmm uhukkk…” Reina terbatuk, Farida menepuk-nepuk punggung Reina, Vivi tertawa nakal kemudian mencium pipi Reina, bibir Vivi mencumbui leher Reina, Farida tidak mau kalah ia menggeluti lehernya, suara rintihan Reina diiringi suara desahan Vivi, juga disambut oleh tawa kecil Farida.

“Reiii, kamu belajar ya, perhatikan caraku mendeepthroat penis Pak Agung”

Vivi mencoba mengajari Reina, Reina mengangguk pelan

Mulut Vivi meneduhi kepala penis Pak Agung, lidah Vivi bergerak lembut melingkari kepala penis Pak Agung. Setelah mengulas beberapa kali kemudian Vivi mengamblaskan penis Pak Agung ke dalam mulutnya, kerongkongan Vivi menerima penis Pak Agung, memanjakan batang penis Pak Agung yang besar panjang.

“Viii ?? !!ASTAGA…!!” Reina terkejut, mulut Vivi seperti menelan batang besar itu,

Farida memeluk Reina dari belakang, tangannya menangkup induk payudara Reina sebelah bawah. Pak Agung membelai-belai kepala Vivi, bahkan sesekali menekannya kuat-kuat hingga terdengar suara lenguhan dari mulutnya yang tersumpal penuh oleh penis pak Agung. Perlahan Vivi menarik mulutnya sambil menghisap kuat-kuat batang penis milik si guru bejat.

“Ehhh, Ehemmm, hemmm, yeee ini anak, disuruh belajar malah asik sendiri” Vivi berdehem beberapakali, ia menolehkan wajahnya ke arah Reina yang sedang asik-asiknya saling memangut dan melumat dengan Farida. Farida terus mengecupi bibir Reina, Vivi memisahkan mereka, kemudian menekankan kepala Reina kembali kepenis Pak Agung.

“Ayo Rei, jangan malu-malu, telan gih.. he he he” Farida berbisik nakal di telinga Reina, wajah Reina merona merah, mulutnya mencoba untuk menelan batang penis milik gurunya. Ccenti demi centi batang penis yang besar panjang mulai merayap memasuki kerongkongan Reina. Vivi membantu menaik dan menekankan kepala Reina, dengan lembut ia mengajari Reina untuk melakukan deepthroat sedalam mungkin. Pak Agung tersenyum, telapak tangannya membelai-belai kepala Reina, tampaknya Reina semakin pandai mendeepthroat sebatang penis besar di dalam mulutnya. Sesekali ia menarik kepalanya hingga penis pak Agung terlepas dari mulutnya untuk mengambil nafas kemudian kembali melanjutkan pelajaran sextrakulikulernya.

“Sini Vi, aku bantu!” Farida membantu memasangkan strapon pada Vivi,

Vivi berlutut dibelakang pinggul Reina, ia menggesek-gesekkan penis karet bergerigi itu pada belahan vagina Reina, perlahan-lahan Vivi mendesakkan pinggulnya, benda berbentuk penis itu merayap memasuki belahan Vagina Reina, pak Agung semakin kuat menekan belakang kepala Reina, batang penisnya mendeepthroat kerongkongannya lebih dalam lagi

“emmmhh.. emmmhhh mmhhh Faaa Emmmhhh”

Sambil mengayunkan pinggulnya Vivi berciuman dengan Farida. Ciuman Farida merayap ke leher, pundak, bahu, punggung, tanganya mengelus-ngelus bokong Vivi kemudian menarik buah pantatnya agar menungging. Farida menyelipkan dildo di tangannya melalui celah latex, ditusuknya vagina Vivi dengan sebatang dildo berulir, mirip seperti ulir sebuah sekrup.

“Sprepphh,, sprepphhhh.. spreppphhh…”

Farida tersenyum mendengar suara becek bibir vagina Vivi yang bergesekan dengan ulir-ulir dildo. Dengan teratur Farida menusuk-nusuk vagina Vivi dengan dildo, Vivi merintih dan mendesah keras menikmati setiap gesekan antara ulir-ulir dildo dengan bibir vaginanya. Pak Agung menghela nafas dengan keras. Sang guru mulai beraksi, setelah melepaskan strapon dari tubuh Vivi dan Farida. Pak Agung mendudukkan ketiga orang muridnya duduk bersandar berdampingan, kini Pak Agunglah yang berlutut sambil menggerayangi lekuk liku tubuh-tubuh molek putih mulus yang menggeliat kegelian.

“Ee-ehh, PAKK..!!” Reina menepiskan kepala penis Pak Agung yang menggesek belahan vaginanya, Reina ketakutan berdasar pada diameter dan panjang batang Pak Agung yang lebih besar dari milik Andra..

“Lhoo ?? kenapa ??”

“Takut PAkk…”

Reina menatap benda mengerikan diselangkangan Pak Agung, Vivi menggigit bibir dengan wajah merona merah, ia mengerti perasaan Reina, Farida berdehem, ia berpura-pura tidak mendengar kata-kata Reina.

“HA HA Ha HA, nyatei aja lagi, titit bapak ngak akan ngigit kamu koq “ Pak Agung hanya tertawa sambil meremas dan mengelus-ngelus buntalan susu Reina, dipilin-pilinnya puting susu Reina yang mengeras, dicubit dan ditariknya pentil meruncing di puncak susu siswi cantik itu yang berwarna merah muda.

“Emang nggak akan ngigit, tapi bisa jebol aku ditusuk barang sebesar itu” Reina mengeluh dalam hati,

Pak Agung menghadapkan dua jarinya yang merapat ke arah langit-langit ruangan itu, sambil tersenyum bijak pak Agung mengamblaskan kedua jarinya dengan perlahan, menggapai G-spot Reina. Vivi menahan kaki kanan dan Farida menahan kaki kiri Reina, nafas Reina mulai memburu saat Pak Agung mengusap-ngusap G-spotnya, sepasang kakinya yang halus mulus mengejang-ngejang, tubuhnya bergerak tak beraturan..

“Nahh Reii, ini yang namanya sensasi Gspot, gimana??”

“Nnkhh, nkkkhhh enkkhh. PAAAKKKK”

Usapan-usapan pak Agung pada G-spotnya membuat Reina semakin gelisah, resah. Pak Agung menikmati setiap ekspresi wajah Reina yang meringis-ringis menahan rasa nikmat. Vivi menambah kenikmatan itu dengan menjilat-jilat putting susu Reina yang mengeras, sedangkan Farida mengecupi bibir Reina, butir-butir keringat lembut kembali membalut tubuh mulus Reina yang berkilap indah dibawah rambasan sinar mentari, sambil mengusap-ngusap G-spot Reina, lidah Pak Agung terayun menjilat-jilat tonjolan kelentitnya.

“ah-ah! Ahhhh ahhhh!! Aduhhh, akhhhh”

Tubuh Reina menggelepar hebat , semakin hebat tubuh Reina menggelepar, semakin hebat pula lidah Pak Agung melindas-lindas tonjolan daging kelentitnya, dua Jari Pak Agung pun semakin aktif mengelus-ngelus G-spot Reina. Rintihan Reina semakin keras, dengus nafasnya semakin cepat tertahan-tahan. Kedua matanya yang sipit terpejam-pejam keenakan.

“Errrhhh, akhhhhh Crrr Crrrr Crrrrrrrrrrrr….”

Mulut Rena terbuka seperti akan mengucapkan huruf “A” besar, sekujur tubuhnya yang molek gemetar, butiran keringatnya mengucur dengan deras, entah sudah berapa kali rasa nikmat itu berulang dan berdenyutan diliang vaginanya,

Saat Pak Agung menarik jarinya, cairan vagina Reina meluap meleleh, aroma khas vaginanya tercium harum semerbak. Sang guru melumasi batang penisnya dengan cairan tersebut. Penis pak Agung berkilap seperti sebatang kayu besar yang dipernis. Reina memejamkan matanya rapat-rapat saat batang penis pak Agung menyentuh belahan vaginanya.

“Uw-WaaAHHHHH…!! NNN..KHHHHH…!!! OWWWW…!!” mata Reina membeliak, tubuhnya yang putih mulus mengejang saat batang Pak Agung melakukan penetrasi,

Bibir vagina Reina melesak-lesak saat Pak Agung mengamblas-amblaskan batang besarnya pada celah sempit di selangkangannya. Mendengar suara rintihan Reina, Pak Agung semakin bernafsu menggenjotkan penis besarnya , tubuh molek Reina melenting – lenting, menggelepar, kelojotan tanpa daya, Reina mengerang dan meringis saat penis besar pak Agung memasuki dirinya, tubuh Reina terguncang, terdesak-desak hebat oleh benda besar panjang di selangkangan Pak Agung.

“Emmh, emm-mmhh..Ohh BAPAKKK..!!”

Reina merengek saat Pak Agung menarik batang besarnya, bibir vagina Reina tertarik monyong, kemudian terlipat kedalam saat Pak Agung menusukkan batang besarnya dalam-dalam. Sang guru bekerja dengan giat membetot dan menjebloskan batang besarnya kedalam cepitan liang vagina Reina yang sempit peret.

“Dufffhhhh…!! Duffffhhh.., Duffffhhhh.. Peffhh. Depfffhhhhhh”

“ah-ah, ahhhhhhh, Bappp PHAKKKK…!! Owwwhhh” Reina menjerit, memekik dan melolong saat penis besar pak Agung menumbuk-numbuk belahan vaginanya,

Reina benar-benar merasa tak berdaya, ia bagaikan tengah menghadapi seekor banteng besar yang begitu gagah perkasa, tubuhnya terguncang-guncang semakin hebat saat liang vaginanya yang mungil dihantam semakin kuat oleh batang penis Pak Agung yang besar panjang.

“uuh-aah Phakk, Owww, OWWWW..!! UOWWWWW…KHEKKHH!!” Reina merengek-rengek menahan rasa nikmat luar biasa ,

Bibir Reina sering meruncing seperti hendak mengucapkan huruf “u”, wajahnya yang cantik semakin renyah ketika ia meringis nyengir kuda menahan nikmatnya sodokan-sodokan penis sang guru yang mengaduk-ngaduk liang vaginanya yang memar kemerahan.

“enhh, enhh ennhh enhhh, “

Sang Guru begitu pandai memainkan batang penisnya, saat Reina merengek kecil pak Agung mempercepat kocokan-kocokannya hingga suara rengekan Reina semakin keras menggairahkan. Saat ia merintih pak Agung memperlembut tusukannya hingga suara rintihan-rintihan Reina terdengar semakin lirih.

“Hek-shhhhhh, crrrr.., cretttt….” tiba-tba Reina menahan nafas, mata sipitnya terpejam rapat saat vaginanya berdenyutan,

pak Agung begitu bijak, ia menghentikan sodokan mautnya, membiarkan Reina menikmati kenikmatan puncak klimaksnya. Vagina Reina terasa lebih hangat saat cairannya muncrat, dinding vaginanya bergerinjal-gerinjal berkontraksi kuat meremas-remas batang penis Pak Agung.

“Enak ya Rei, he he he “ Pak Agung terkekeh telapak tangannya membelai wajah Reina kemudian mengusap cucuran keringat di leher dan dada Reina,

diusap-usapnya buntalan payudara, dengan aktif diremas-remasnya susu Reina yang kenyal. Sesekali Pak Agung mencubit putting susu Reina dan menarik-narik pentil susunya dengan gerakan yang lembut. Pak Agung mencabut batang penisnya dari vagina gadis itu.

“Nahh, siapa yang pengen disodok sama Bapak ?? “

“pakkk, mauuu…” Farida mengangkangkan kedua kakinya.

“Vivi juga mau pakkk….” Vivi merengek pada pak Agung.

Pak Agung mengatur Farida agar tidur terlentang sementara Vivi menaiki tubuh Farida, ia menungging sambil memeluk tubuh Farida yang berada di bawahnya. Payudara Vivi bergesekan mendesak payudara Farida, Farida balas memeluk tubuh Vivi.

“Ouhhh, ehhh Pakkk, Ohhhh-emmhhh-mffffhhhh, ummhh BAPAKK..! Ooh!”

Tubuh Farida mengejang, penis pak Agung menguakkan belahan vaginanya, bibir Vivi melumat dan mengecupi bibir Farida, tubuh Farida terguncang hebat saat batang penis Pak Agung menyerang belahan vaginanya. Pak Agung memacu batang penisnya dengan kuat dan cepat, dipacunya hingga vagina Farida memar kemerahan, setelah mengocok +/- 30 kocokan pak Agung memindahkan batang besarnya menusuk vagina Vivi yang sedang menungging. Kini giliran Vivi yang tersungkur-sungkur saat vaginanya disodok oleh Pak Agung.

“Plefffhh, Plefff, Plakk Plakk Plakk Pefffh Plakkk…”

“Slepp.. Sleppp… Peeepphhh…”

Bergantian Pak Agung menusuki liang vagina Vivi dan Farida. Guru bejat itu begitu lihai menggiring kedua sisiwinya yang cantik merangkak menuju pintu gerbang kenikmatan. Rintihan dan desahan terdengar serasi dengan geraman – geraman gemas Pak Agung yang menggecak-gecakkan batang besarnya pada liang-liang sempit nan nikmat. Reina ikut bergabung menyodorkan susunya kemulut Pak Agung, NYOT, NYOTTT, NYOTTTT, sang guru mengenyot-ngenyot puncak susu Reina, jari tangannya menyelinap mengaduk-ngaduk liang vaginanya. Suara rintihan dan desahan mewarnai pertarungan tiga lawan satu yang semakin memanas.

“eemmh Akhhhh srrr Srrr Crruttttt…”

“ohhhhhh, aaaaa Crrr Crruutttt..”

“Uhhhh Crettttttttttt.. Crettttttttttttt…”

Pak Agung menelentangkan tubuh mereka, berbaring berjajar agar siap untuk digarap lebih lanjut. Ia memeluk erat-erat tubuh ketiga siswi cantik yang bercucuran keringat, kemulusan dan kehangatan tubuh Vivi, Reina dan Farida membuat jantungnya berdetak dengan keras. Suara rintihan dan desahan diselingi suara helaan-helaan nafas keras, Pak Agung menggeser posisi penisnya kekanan menusuk vagina Reina.

“PAKKK, AWWWW…” Reina menjerit saat penis Pak Agung menusuk belahan vaginanya dengan kasar

Sang Guru memompai vagina Reina, sementara mulutnya mencumbui buntalan susu Vivi, tangan kirinya memainkan payudara Farida. Reina mencoba melakukan perlawanan dengan mengangkat-angkat pinggulnya menyambut tusukan batang penis Pak Agung, gerakan Reina disambut pak Agung dengan menghentak-hentakkan batang penisnya sekuat tenaga.

“clepp Blessk, Cfeeeepphhh, Pefffhhhh!!”

“Oww, Pakk, AUHHHH…UNNGGHHH” Reina melenguh keras,

Batang penis pak Agung menyerang dengan liar dan buas, menggecak-gecak liang vaginanya yang mungil. Mulut Pak Agung menggerayangi payudara Vivi dan Farida, , Reina memekik kecil saat ia mencapai puncak klimaks

“Bleppp, OWWWW…!!ADUHHH, AKHHHH” Vivi menjerit menerima sodokan maut pak Agung, tubuhnya terguncang hebat, sambil memompai vaginanya

Leher Pak Agung melenggok kekanan mengulum bibir Reina dan melenggok kekiri melumat bibir Farida, jeritan Vivi terdengar keras saat penis besar pak Agung menumbuki celah vaginanya dengan kekuatan penuh. Vivi menjerit liar bagaikan seorang wanita yang haus akan kenikmatan.

“Dhefffhh. Dhefffhhh!!! Dhufffhhh…Cleefffhh Dhuffhhh”

“Aaaa-aaaaaahhhhhh cretttttttttttt.. crerrtttttttt…”

Vivi menggigil hebat, cairan madunya meledak-ledak tanpa daya, bobol sudah pertahanannya, cairan vaginanya meledak dalam denyut kenikmatan. Pak Agung memindahkan batang penisnya bersiap melakukan pengeboran kembali pada sebuah lubang kenikmatan, lubang kenikmatan Farida…..

“HU-WAWWWWW ?? Ouchhh, PAKKK…!! OUKKKHHHH”

Wajah Farida mengernyit saat belahan vaginanya merekah dibongkar oleh batang penis Pak Agung,.Farida merengek keras, ia meringis saat benda besar itu menerobos menusukii celah vaginanya. Pak Agung menghentak-hentakkan penisnya, tubuh mungil Farida tersentak-sentak didesak oleh penisnya yang mencecar selangkangan gadis itu. Liang sempit di selangkangan Farida dihabisi oleh batang penis pak agung yang besar panjang, mulut Pak Agung menghisap-hisap puncak susu Vivi dengan rakus sementara tangan kanannya meremas-remas induk payudara Reina.

“Clepp Clepp Blepphh..!!”

Tubuh Farida menggelepar, nafasnya tersendat-sendat saat batang penis Pak Agung masih bergerak cepat menyodoki celah vaginanya. Pak Agung begitu bernafsu menggenjot-genjot liang vaginnya, dihajarnya sekuat tenaga, digecak, disodok sedalam mungkin hingga Farida mengeluh keras menahan sodokan-sodokan liar Pak Agung. Sang Guru terus berkutat hebat, memacu penisnya menusuki celah sempit Farida yang mengeluh resah menikmati setiap sodokan-sodokan batang penisnya.

“Heeenngggghhhhhh. Akhhhhsssshh Cretttt Crrrrrr….”

Setelah selesai mempecundangi Farida, Pak Agung memindahkan kembali penisnya mengebor vagina Reina hingga ia menggelepar mencapai puncak klimaks. Batang penis Pak Agung begitu rakus menggenjoti celah-celah sempit diselangkangan Vivi, Reina dan Farida. Sang Guru begitu gagah menggagahi dan menggiring tubuh-tubuh lemah ketiga siswinya bergantian mengapai puncak klimaks. Batang penis Pak Agung mengait belahan vagina Vivi, ia meminta Reina dan Farida untuk menungging.

“Angkat pinggul kalian setinggi mungkin, belum, terusss, lebih tinggi lagii, terusss, Yakkk, TAHANN…”

Jari tengah dan jari telunjuk Pak Agung sebelah kiri mencoblos celah vagina Farida, sedangkan jari kanannya mencoblos celah vagina Reina, sambil menyodokkkan batang penisnya menusuki liang vagina Vivi, dua jari kanan dan jari kiri Pak Agung mengais-ngais G-spot Reina dan Farida. Pak Agung menggeram gemas sambil mempergencar serangannya, Vivi, Reina dan Farida menceracau hebat, pak Agung benar-benar luar biasa!! Sang Guru mengerjai ketiga muridnya yang cantik sekaligus, dengan penis, dan juga dengan jarinya yang begitu ahli memainkan Gspot di dalam alat kelamin Reina dan Farida.,

“Oooo..!!!Srreettttt, kecrutttt. Cruutttt”

“Ooooo !!crrrttt Crrrtttt Crrruttt….”

“Oooo !!Serrrrrr, Crutt, cruttttt…”

Pada saat yang hampir bersamaan terdengar suara “O” keras dari bibir Vivi, Reina dan Farida., mendengar suara “O” keras itu Pak Agung semakin bernafsu menggecak-gecakkan batang penisnya, dihantamnya celah vagina Vivi hingga payudara Vivi terguncang-guncang dengan hebat, tubuh mulusnya yang terguncang, terdesak-desak oleh batang penis Pak Agung yang merangsek menyodoki vagina gadis itu.

“OAHHHHH, CRRRROOOOOOOOOOOTTT.. CRROTTT, BLuk..!!”

Tubuh Pak Agung ambruk menindih tubuh basah ketiga muridnya yang mulus, desah nafasnya bercampur dengan desah nafas Vivi, Reina dan Farida, sesekali ia melumat mesra Bibir Reina, Vivi, dan Farida yang termegap berusaha mengambil nafas. Cup, Cup , Cup, Pak Agung memberikan hadiah kecupan di kening masing-masing kepada Vivi, Farida dan Reina yang sudah memberikan sebuah sensasi kenikmatan yang luar biasa. Setelah berhasil menguasai diri Pak Agung bangkit dari atas tubuh ketiga siswinya yang cantik, matanya berbinar merayapi kemolekan lekuk liku tubuh mereka. Butiran keringat masih mengucur deras dari tubuh putih mulus ketiga siswi cantik keturunan Chinese yang tergeletak lemas setelah mereka menjadi korban pelampiasan nafsu bejat Pak Agung.

“Tiga lubang kecil yang nikmat….”

Pak Agung membatin dalam hati kemudian menyambar sekaleng Pocari Sweat diatas meja GLUK.. GLukk GLukkk, jakun di leher pak Agung bergerak turun naik. Batang penisnya kembali mengangguk – angguk kemudian mengeras, terdengar suara-suara pekikan ketika sang guru menerkam kembali tubuh-tubuh mulus yang mengeluh kewalahan menghadapi nafsu liarnya.

“Sudah pakkk cape…”

“Aduhh pak Aduhhh….”

“Owww Bapakkkk…!!”

Pertarungan 3 lawan satu kembali berlangsung dengan sengit, Pak Agung mengeluarkan seluruh kemampuannya, hingga akhirnya hampir bersamaan mereka berempat mencapai puncak klimaks, tubuh Vivi, Farida dan Reina tergeletak tak berdaya dengan rambut acak-acakan, belahan liang kecil di selangkangan mereka tampak memar kemerahan dihiasi lelehan lendir berwarna putih pekat. Butiran keringat memandikan tubuh mereka yang polos, Pak Agung berbaring dengan nafas termegap-megap setelah benar-benar puas melampiaskan nafsu bejatnya. Beberapa saat kemudian terdengar lah suara dengkuran pak Agung.

“Krokkk.. Krokkkkk…. Krokkkkk….” (Red : Weks…!!, mirip suara kodok…..he he he)

Sementara di dalam sebuah kamar yang terkunci dari luar….

“srekkk.. srekkkk.. srekkkk…” suara itu terus terdengar saat aku menggesek-gesekkan tali yang mengikat kedua tanganku pada siku lemari, dengan sekuat tenaga aku mencoba untuk melepaskan diri, “Hiattttt…!!Yiatttt….. Hathhhhhhh….!!tassshhhhhh…!!”

To be

Kon ti nyu

^_^, thank For Reading
----------------------------------
22 komentar Post your own or leave a trackback: Trackback URL
  1. danypsm mengatakan:
    pertamax gak yaa..?
    tp critanya mantaaaap bro…
  2. bokep88 mengatakan:
    Memang Gak salah cerita ibu menseksneg ini…. Di banding2in meskipun monoton but istilahnya setetes air di padang gurun…. wkwkwkwk. Kyknya bos shu lagi paceklik cerita.
  3. ThaNaTos mengatakan:
    Komen dulu ah… terus baca … seru nih kayanya….
  4. penggemar_kbb mengatakan:
    mantabs nih…..
    gak nyangka dah chapter ke-15….. lanjutkan bu…. :-D
    Re: ga kerasa sudah sepanjang ini, langka loh cerita berseri yg bisa sampai sepanjang ini, maju terus bu mensexneg
  5. keihin mengatakan:
    yang lain semakin jelas ketinggalan… hehehe…
    n0. 15 mantab…..
  6. barracuda mengatakan:
    mantab bgt ni cerita bikin konak abis
  7. kalangan_bawah mengatakan:
    mantapp nih nih cerita nya. jangan lama2 ya sis lanjutanya!! (sambil maksa) hehe :) )
  8. Pendekar Maboek mengatakan:
    Hehehe tgl muda tglny sis yo, SD lg nih yg kluar sis? aq nunggu crita misteriny nih hhmm… qra2 kpn rilis y?
    tp yg ini ok jg nih, ptualangan guru2 n murid2 bejat d skolah, tp ama yg k 14 kok ngga connect y prasaan sis ato aq aja yg ngga nemuin benang merahny? trakhir di seri 14 kn ada flash back andra wktu masih “polos” trus pak dion yg nrima email aneh, nah d yg 15 ini kok blik lg k ptualangan pak agung n andra tnpa bahas email yg d terima pak doin? tolong d jelasin dong sis…
    oya klo bs bkin pnjelasanny minimal 20 halaman quarto, ketik 2 spasi, jgn lupa halaman sampul, daftar isi n daftar pustaka klo ada, jg tolong klo bs jwabanny udah aq trima lwat email sminggu stelah tgl rilis ini y ha ha ha…
    Re: emangnya skripsi hehehe
  9. pertamax mengatakan:
    wah akhirnya cerita yg d tunggu” muncul jga……
  10. sss mengatakan:
    aku nunggu kelanjutannya ranjang yang ternoda
  11. paijo mengatakan:
    mana kelanjutan tia coz aq ska ma ibu ibu muda kelihatannya mantap
  12. karto mengatakan:
    wah bagus ceritanya…Feby, the Innocent udah klamaan tuh g dilanjutin..nanggung ixixixixi
  13. sahabat mengatakan:
    mr shusaku, untuk halaman depan, testi yang dari tahun 2008-2009 mending dihapus aja deh, nggak bisa masuk aku, berat banget. Dari akhir tahun 2009 kemaren aku cara ngecek dan baca cerita terbaru di blog ini mesti numpang link di blog mr pujanggabinal. mohon di pertimbangkan.
    Re: udah gw hapus2 in kok koment yg dah rasanya ga perlu, moga2 lebih cepat masuknya
  14. Diny Yusvita mengatakan:
    Telat ney, thanks Sis Yo…this story is very inspiring.
    Endingnya gimana yah Sis Yo buat xixixi, jadi penasaran…ayo Sis, pertanyaan dari Bang Maboek dijawab…kalo g a disetrap loh xixixi
    Re: distrap sambil di pecut & ditetesi lilin hihihihi
  15. Diny Yusvita mengatakan:
    Sis Yo kemana ney ? ga reply2…jangan2 lagi disetrap sama Bang Maboek ^o^
    Re: kecelakaan jatuh dari tangga katanya, syukur skrg dah baikan, lain kali hati2 sis
  16. Pendekar Maboek mengatakan:
    Diny Yusvita : nah loh kok gw yg salah? ini jg gw lagi nyariin sis yo nih, qra2 ngilang kmana y? cariin d dlm lemari ngga ada, d bawah kasur jg ngga ada, d rmah tetangga sbelah jg ngga ada, hhmm… cari kmana lg y? he he
    Re: sis yo katanya jatoh dari tangga jadi ga bisa ol dulu kudu istirahat, skrg untung dah baikan, kbb rasanya suram tanpa sis yo
  17. toto mengatakan:
    ayo dong penulis yg lain, ditunggu terus nih kelanjutan cerita-ceritanya. :)
  18. DamnYou mengatakan:
    hmmmm. . .sasuga na yohana sensei ga. . .sugoi!!
    artinya kira2″seperti yang diharapkan dari bu yohana,LUAR BIASA!!!!
    tapi,jujur aja kurang enak kalo si vivi ama farida ketagihgan,lebih menarik lagi kalo mereka berencana pura2 liar lalu mencari cara buat kabur. . .
  19. dean winchester mengatakan:
    selalu ditunggu every month…thanks for the inspiration…
  20. kaka ajah mengatakan:
    wah,,,krang asyk,,,,langsungn si,,,
    ad awlny gt,,,,sblm kjdian,,,
  21. Kurawa mengatakan:
    cerita yang mantab bro…kontiku nageceng terus sambil baca…memang asik menusuk2 memek anak2 smp kelas 1 an…bro selingi ama anak sd donk… makin sempit dach…
  22. hello K!tty mengatakan:
    maaf seblumnya karena sedikit accident jadi telat…
    *Bro Dany
    mkasih bro… ^_^
    *Bro bokep
    bukan paceklik, tapi ini yang salah dirapiin itu loh he he he he.., mkasih masukannya ^_^
    *Bro Thanatos
    mudah-mudahan sih seru…
    *Bro penggemar KBB
    mkasih bro, ini mulai dilanjutkan… koq
    *bro keihin
    hi hi, aku juga ketinggalan nih bro, waitttt por mi
    *bro Barracuda
    mkasih bro apresiasinya
    *Bro Kalangan bawah
    iy bro doain aja ya, mudah mudahan.. lama.., e-ehh ngak lama ^_^
    *Bro Pendekar
    ooo wahai abang pendekar, tinggal tunggu ceritanya seperti aku menunggu cerita abang he he, benang merahna ada di eps 16 maklum cerita bersambung, jadi benangnya disambung sambung ntar
    *Bro Pertama x & Bro Karto
    makasih bro, owww, feby yach.., baru jadi beberapa halaman terus terhenti karena rintangan tak terduga…T_T
    *Bro Sahabat
    ini aja Bro pake
    http://www.kisahbb.wordpress.com/category/karya-x
    & tinggal pilih arsip , beres deh
    nah entu tar bisa irit kalo dipake di Hape
    *Sis Din
    owww, pertanyaan bang maboek, ada di eps ke 16, tentang peremailan kan ?? he he he, ini lagi coba2 bikin…
    maklum, aku baru belajar salto ditangga
    jadinya meringis ihik hik T_T
    bang maboek sih ngak nolongin waktu aku berguling guling
    *Bro Damn You
    psssstttt….!! ^_^
    *Bro Kurawa
    eitthh, maaf kalau sama anak sd mah ngak deh, itu sudah terlaluuuuu….
    *Bro Kaka
    hah ?? langsung, ya awalna ada di eps sebelumnya , ini mah ya nomor 15 ^_^
    *Bos naga
    mkasihhh
    hi huu hu…, nick baru nihhhh…
    ikutan ah mo ganti nama juga… ^_^

0 komentar :

Posting Komentar